white3-8

Kali ini Asistenakuntan akan membahas mengenai turn over yang sering dibahas dalam cabang ilmu Akuntansi. Langsung simak sampai habis agar Anda bisa mendapatkan gambaran yang utuh mengenai apa itu turn over.

Pengertian Turn over

“Turnover” adalah istilah yang dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteksnya. Dalam konteks bisnis atau keuangan, “turnover” biasanya merujuk pada dua hal yang berbeda:

  1. Pertukaran Karyawan (Employee Turnover) ini mengacu pada perubahan jumlah karyawan dalam sebuah organisasi selama suatu periode waktu. Tingkat turnover dapat dihitung dengan membagi jumlah karyawan yang keluar dari perusahaan dengan total jumlah karyawan dan mengalikan hasilnya dengan 100 untuk mendapatkan persentase. Tingkat turnover yang tinggi bisa menjadi indikator masalah dalam manajemen sumber daya manusia atau lingkungan kerja.
  2. Pertukaran Barang (Revenue Turnover atau Sales Turnover) dalam konteks ini, turnover mengacu pada jumlah total penjualan atau pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan selama suatu periode waktu tertentu. Ini adalah metrik yang umum digunakan untuk mengukur seberapa efisien suatu perusahaan mengelola stoknya dan menjual produk atau jasa. Perhitungan tingkat turnover dapat melibatkan pembagian total penjualan dengan nilai rata-rata stok atau aset perusahaan.

Dalam kedua konteks tersebut, turnover dapat menjadi indikator kesehatan atau kinerja suatu organisasi, meskipun interpretasinya dapat bervariasi tergantung pada industri dan tujuan analisis.

Jenis-Jenis Turn Over

Terdapat beberapa jenis turnover, tergantung pada konteksnya. Berikut adalah beberapa jenis turnover yang umum ditemui:

  1. Turnover Karyawan (Employee Turnover)
    • Voluntary Turnover: Karyawan meninggalkan perusahaan secara sukarela, misalnya untuk mencari peluang pekerjaan yang lebih baik, pendidikan lanjutan, atau alasan pribadi.
    • Involuntary Turnover: Karyawan meninggalkan perusahaan karena dipecat atau terkena pemutusan hubungan kerja.
  2. Turnover Fisik (Physical Turnover)
    • Pertukaran Barang atau Stok (Inventory Turnover): Mengukur seberapa sering stok barang dijual dan diganti dalam suatu periode waktu tertentu.
  3. Turnover Keuangan (Financial Turnover)
    • Pertukaran Investasi (Investment Turnover): Mengukur seberapa sering suatu investasi dijual dan diganti dalam portofolio investasi.
    • Pertukaran Aset (Asset Turnover): Mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
  4. Turnover Pelanggan (Customer Turnover)
    • Pertukaran Pelanggan atau Churn Rate: Mengukur seberapa sering pelanggan meninggalkan produk atau layanan suatu perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu.
  5. Turnover Proyek (Project Turnover)
    • Rotasi Proyek atau Pemutaran Personil Proyek: Perubahan personil atau tim yang terlibat dalam suatu proyek selama siklus hidupnya.
  6. Turnover Kepemilikan Bisnis (Business Ownership Turnover)
    • Pertukaran Pemilik atau Pengambilalihan: Perubahan kepemilikan bisnis, baik melalui pembelian, penjualan, atau penggabungan.
  7. Turnover Penjualan (Sales Turnover)
    • Perputaran Penjualan atau Omset Penjualan: Mengukur seberapa sering perusahaan menjual produk atau layanan dalam suatu periode waktu tertentu.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Turn Over

Turnover karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan faktor-faktor ini dapat bervariasi tergantung pada industri, budaya perusahaan, dan kondisi ekonomi. Berikut adalah beberapa faktor umum yang dapat mempengaruhi tingkat turnover:

  1. Faktor Ekonomi:
    • Tingkat Pengangguran: Tingkat turnover dapat dipengaruhi oleh kondisi pasar tenaga kerja. Dalam ekonomi yang kuat dengan tingkat pengangguran rendah, karyawan mungkin lebih cenderung mencari pekerjaan baru atau memperoleh tawaran pekerjaan yang lebih baik.
  2. Faktor Organisasi:
    • Kepemimpinan: Gaya kepemimpinan dan kualitas manajemen dapat mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan. Karyawan mungkin cenderung tinggal di perusahaan dengan manajemen yang mendukung dan memberikan arahan yang jelas.
    • Budaya Perusahaan: Budaya perusahaan yang positif, inklusif, dan mendukung pengembangan karyawan dapat membantu mempertahankan karyawan. Sebaliknya, budaya yang tidak sejalan dengan nilai karyawan dapat menyebabkan turnover.
    • Kompensasi dan Manfaat: Tingkat kompensasi dan paket manfaat yang kompetitif dapat mempengaruhi apakah karyawan memilih untuk tetap di perusahaan atau mencari kesempatan lain.
    • Keseimbangan Kerja-Hidup: Karyawan cenderung lebih puas dan bertahan lebih lama di perusahaan yang memahami pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
    • Kesempatan Pengembangan Karir: Ketersediaan kesempatan untuk pengembangan karir dan kenaikan jabatan dapat memotivasi karyawan untuk tetap di perusahaan.
  3. Faktor Pribadi:
    • Perubahan Hidup Pribadi: Peristiwa seperti pernikahan, kelahiran anak, atau perpindahan tempat tinggal dapat memotivasi karyawan untuk mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka.
    • Kesehatan dan Kesejahteraan: Kesehatan fisik dan mental karyawan dapat memainkan peran penting. Karyawan yang mengalami tekanan atau masalah kesehatan mungkin cenderung mencari lingkungan kerja yang lebih mendukung.
  4. Faktor Industri dan Persaingan:
    • Tren Industri: Faktor-faktor yang terkait dengan industri tertentu, seperti tingkat mobilitas pekerjaan atau perubahan teknologi, dapat mempengaruhi kecenderungan karyawan untuk pindah.
    • Persaingan di Pasar Tenaga Kerja: Ketersediaan peluang pekerjaan di luar perusahaan dapat memengaruhi tingkat turnover. Jika ada banyak peluang pekerjaan, karyawan mungkin lebih cenderung mencari alternatif.

Strategi Manajemen untuk Mengoptimalkan Turn Over

Mengoptimalkan tingkat turnover merupakan tujuan strategis bagi banyak organisasi, karena dapat mengurangi biaya rekrutmen, meningkatkan stabilitas tenaga kerja, dan meningkatkan produktivitas. Berikut adalah beberapa strategi manajemen yang dapat membantu mengoptimalkan turnover:

  1. Program Onboarding yang Efektif:
    • Menyediakan program onboarding yang komprehensif dapat membantu karyawan baru beradaptasi lebih cepat dengan lingkungan kerja dan budaya perusahaan. Onboarding yang baik dapat meningkatkan kepuasan dan retensi karyawan.
  2. Pengembangan dan Pelatihan Karyawan:
    • Memberikan kesempatan untuk pengembangan keterampilan dan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan karyawan dan memberikan rasa nilai diri. Karyawan yang merasa berkembang cenderung lebih setia pada perusahaan.
  3. Pemahaman dan Peningkatan Budaya Perusahaan:
    • Membangun budaya perusahaan yang positif, inklusif, dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan dan keterikatan karyawan terhadap organisasi. Hal ini dapat mencakup memberikan penghargaan, memberikan umpan balik positif, dan mempromosikan kolaborasi.
  4. Pengelolaan Kinerja yang Efektif:
    • Sistem pengelolaan kinerja yang jelas dan adil dapat membantu karyawan memahami harapan, merasa diakui, dan meraih tujuan mereka. Umpan balik teratur dan evaluasi kinerja yang konstruktif dapat meningkatkan motivasi.

Nah itulah artikel mengenai turn over, jenis-jenis turn over, konsep turn over, dan pengoptimalan turn over.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
1
Halo!
Silahkan Hubungi Kami Lewat Sini ya!